, , , , , ,

Everybody is Making Love or Else Expecting Rain

January 24, 2017 Samuel Yudhistira
"I'm falling deeper to you," ujarmu seraya menatapku dengan tatapan layaknya seorang anak kecil.


"Buat apa jatuh kalau kau bisa terbang tinggi menari bersama senja. Terbanglah! Jangan mau jatuh lebih dalam. Menarilah bersama senja karena aku mencintaimu sama seperti aku mencintai senja," seperti biasa tanggapanku akan selalu berbanding terbalik dengan apa yang kau harapkan.

"Matamu...mereka bicara," engkau bicara sambil mengusap wajahku dengan alasan ingin menelusuri setiap lekuk yang ada di wajahku dan matamu terus beradu dengan mataku. 

Entah apa yang dibicarakan oleh kedua mataku bahkan aku sendiri tidak tahu. Yang pasti mereka pasti berbicara hal-hal yang menyenangkan. Semuanya terlihat dari ekspresi senangmu setiap kali mendengar mataku berbicara.

Jangan lihat ke belakang dan berkata bahwa semua nampak begitu baik di masa lalu. Manusia berubah begitu cepat. Aku tidak ingin menikmati waktu bersamamu karena setiap kali aku menikmati waktu di saat itu juga waktu berjalan begitu cepat. Pura-pura tidak tahu saja. Pretend to care so time won't be so mean.

Kita mengukir tanda tanya di setiap markah jalan yang kita temui sambil menertawakan orang-orang yang dengan begitu patuh mengikuti markah jalan menuju entah ke mana itu.

Beri aku badai semalam suntuk supaya aku terus terjaga bahkan dalam kelelahan yang teramat ekstrim. Jangan tawarkan aku bahagia karena kau dan aku punya definisi yang sangat berbeda tentang apa itu bahagia tapi buat aku merasakan kesedihan karena rasa sedih membuatku merasa bahwa hidup itu tidak selalu seperti apa yang aku harapkan.

Terbang, kita akan terbang dengan sayap imajiner dan tak pernah peduli kapan kita jatuh. Kita berdansa di langit yang tercemar oleh aktivitas manusia-manusia di darat sana. Kita akan terbang dan hidup di langit melawan gravitasi,tertidur di kasur awan,menantang matahari,mendengar cerita bintang-bintang, dan berdiskusi dengan bulan.