, , , , ,

A Space Boy Dream

June 02, 2017 Samuel Yudhistira
Sebuah pohon tumbuh subur di atas bukit merah yang basah karena darah. Batang dan dahannya terbuat dari aluminium. Akar kawatnya menancap gagah menusuk tanah merah yang belum kering betul dari darah. Merah. Daun-daun besi berwarna abu-abu berguguran. Pohon itu berbuahkan amunisi, bom, rudal, dan segala jenis senjata pemusnah massal.

Konon barangsiapa mampu mendaki bukit merah tersebut dan menyentuh pohon tersebut akan melihat kehidupan abadi yang sesungguhnya. Siapa yang tahan menginjak tanah lembek dan lengket oleh darah ditambah aroma busuk yang menyengat?

Dunia yang penuh karat.

***

Seorang wanita datang, duduk sudut kafetaria bernuansa industrial. Dia berkata, "Berikan padaku secangkir kopi yang hitamnya mengalahkan kegelapan malam dan manisnya mengalahkan madu!"

Kacamata berbingkai tulai rusuk manusia dan kalung rantai yang berkarat menjadi aksesoris yang cukup menarik perhatian.

"Kopi Maut" demikian para pelayan menyebut pesanan si wanita tersebut. Si wanita menyeruput ujung cangkirnya lalu tersenyum senang dan senyumannya berubah menjadi tawa yang memekakkan telinga. 

"Bolehkah aku bertanya padamu wahai Barista  Agung?" si wanita bertanya pada sang Barista Agung peracik kopi terbaik yang ada di negeri ini bahkan di seluruh jagat raya.

"Silakan nona, apakah yang ingin kau tanyakan?" 

"Bertahun-tahun aku mengelilingi dunia ini. Beribu-ribu kilometer sudah kutempuh dan puluhan peracik kopi yang katanya terbaik di tempat itu sudah menyajikan kopi untuk kucicipi tapi tak satupun memenuhi seleraku. Mendekati pun tidak. Bagaimana caranya engkau mampu membuat kopi paling enak di dunia ini?" 

Sang Barista Agung hanya menyunggingkan senyum aneh yang misterius. Entah apa maksud dari senyuman itu kita tidak akan pernah tahu.

***

Seorang wanita berlari keluar dari rumah kayu yang sedang dilalap api.
Separuh wajahnya terbakar. 
Dia berteriak-teriak meminta tolong pada seorang laki-laki kurus yang kebingungan.
Semakin dia berteriak kesakitan semakin si laki-laki kebingungan.
Darah, air mata, dan nanah menyembur keluar dari separuh wajahnya yang terbakar.
Separuh wajahnya hilang terbakar.
Si laki-laki hanya terdiam.
Si wanita yang terbakar separuh wajahnya mengerang dan menjerit kesakitan.
Si laki-laki semakin terdiam menatap dua bola mata yang sekarang bentuknya tak lagi sama.
Sebelah kiri mengeluarkan air mata bening mengalir di pipi yang halus sedangkan sebelah kanan mengeluarkan air mata bercampur darah mengalir di kulit pipi yang mengelupas terbakar api.
Si laki-laki hanya terdiam lalu membalikkan badannya dan berjalan dengan langkah pelan penuh kebingungan.
Dia nampak kenal dengan sebelah wajah yang tidak terbakar.
Dia tahu betul mata itu.
Dia benci air mata yang keluar dari wajah sebelah kiri.
Walau akhirnya dia menyerah dengan kebingungan dan memilih pergi.


***

Tulisan di atas adalah beberapa bagian yang masih gue ingat dari mimpi-mimpi absurd gue dan  belakangan ini mengganggu gue ketika tidur. Gak tahu deh apa artinya. Apakah anda percaya pertanda mimpi?